Bata ringan (beton ringan)
Definisi:
Secara umum, bata atau beton disebut ringan bila mempunyai densitas (density) < 2,000 kg/m3. Walaupun berbagai macam standar international mempunyai definisi yang lebih khusus untuk aplikasi pekerjaan yang khusus pula.
Saya secara pribadi memilih definisi umum tersebut di atas yaitu densitas < 2,000 kg/m3.
Khusus bata ringan yang sudah banyak beredar di pasaran, yang bentuknya cukup besar, misalnya berukuran 10x20x60 cm, definisinya lebih khusus, yaitu pada penekanan kata ringan, yaitu dapat mengapung di air. Dengan demikian, densitasnya adalah < 1,000 kg/m3. Dan sehubungan dengan definisi umum tersebut di atas maka densitas < 1,000 kg/m3 adalah bata ringan atau disebut beton ringan.
Kuat tekan versus densitas:
Untuk memudahkan penjelasan dan pengertian kepada kalangan awam, bahwa kuat tekan versus densitas saya jabarkan sebagai garis lengkung hampir berbanding lurus. Yang artinya, makin besar densitas, maka makin besar kuat tekan. Dan sebaliknya makin kecil densitas, makin kecil kuat tekannya. Tentu saja nilai perbandingannya mempunyai nilai yang optimum.
Bagaimana bata atau beton dibuat ringan?
Banyak cara untuk membuat bata ringan atau beton ringan, antara lain:
1. Bata atau beton dibuat berlubang, dengan contoh hollow block atau hollow brick, atau batako (bata kosong).
2. Beton diisi dengan left in form yang ringan (styrofoam).
3. Dinding panel dibuat berlubang-lubang (hollow core wall or hollow core slab).
4. Bata atau beton diaduk dan dicampur dengan agregat pasir dan batu yang ringan. Agregat pasir atau batu bisa berupa natural (batu apung dll) atau man made products (butiran styrofoam dll.)
5. Bata atau beton diaduk dan dicampur dengan gas atau gelembung. Gelembung-gelembung tersebut dapat berupa gas Oksigen (O2) atau Hidrogen (H2).
Green Product versus Perusak Lingkungan:
1. Green product artinya memanfaatkan sebanyak mungkin bahan baku buangan; bahan baku yang sudah tersedia di alam; bahan baku buatan yang menggunakan konsumsi energi fosil yang lebih kecil; dan hasil produk yang tidak merugikan lingkungan maupun manusia dan makhluk hidup lainnya.
Contohnya menggunakan campuran abu terbang (sebagai bahan buangan dari pembakaran batu bara); busa oksigen (dari protein foaming agent); Dan tidak menggunakan bahan bakar fosil (minyak/ batu bara) untuk mempercepat pengerasan, melainkan menggunakan sinar panas pemberian gratis dari Tuhan Allah kita, sehingga kita turut menjaga lingkungan hidup umat manusia.
2. Perusak Lingkungan artinya menggunakan bahan baku yang dapat merugikan lingkungan atau manusia atau kesehatan atau merugikan kelangsungan hidup umat manusia. Contohnya membuat batu bata merah dengan bahan baku tanah Pertanian Produktif (tanah humus yang subur), sehingga akan merusak kelangsungan pertanian dan program agraria umat manusia. Atau menggunakan bahan baku yang dapat merusak kesehatan manusia. Atau menggunakan energi fosil (minyak/ batu bara dllnya) untuk mempercepat pengeringan atau pengerasan beton ringan).
Secara umum, bata atau beton disebut ringan bila mempunyai densitas (density) < 2,000 kg/m3. Walaupun berbagai macam standar international mempunyai definisi yang lebih khusus untuk aplikasi pekerjaan yang khusus pula.
Saya secara pribadi memilih definisi umum tersebut di atas yaitu densitas < 2,000 kg/m3.
Khusus bata ringan yang sudah banyak beredar di pasaran, yang bentuknya cukup besar, misalnya berukuran 10x20x60 cm, definisinya lebih khusus, yaitu pada penekanan kata ringan, yaitu dapat mengapung di air. Dengan demikian, densitasnya adalah < 1,000 kg/m3. Dan sehubungan dengan definisi umum tersebut di atas maka densitas < 1,000 kg/m3 adalah bata ringan atau disebut beton ringan.
Kuat tekan versus densitas:
Untuk memudahkan penjelasan dan pengertian kepada kalangan awam, bahwa kuat tekan versus densitas saya jabarkan sebagai garis lengkung hampir berbanding lurus. Yang artinya, makin besar densitas, maka makin besar kuat tekan. Dan sebaliknya makin kecil densitas, makin kecil kuat tekannya. Tentu saja nilai perbandingannya mempunyai nilai yang optimum.
Bagaimana bata atau beton dibuat ringan?
Banyak cara untuk membuat bata ringan atau beton ringan, antara lain:
1. Bata atau beton dibuat berlubang, dengan contoh hollow block atau hollow brick, atau batako (bata kosong).
2. Beton diisi dengan left in form yang ringan (styrofoam).
3. Dinding panel dibuat berlubang-lubang (hollow core wall or hollow core slab).
4. Bata atau beton diaduk dan dicampur dengan agregat pasir dan batu yang ringan. Agregat pasir atau batu bisa berupa natural (batu apung dll) atau man made products (butiran styrofoam dll.)
5. Bata atau beton diaduk dan dicampur dengan gas atau gelembung. Gelembung-gelembung tersebut dapat berupa gas Oksigen (O2) atau Hidrogen (H2).
Green Product versus Perusak Lingkungan:
1. Green product artinya memanfaatkan sebanyak mungkin bahan baku buangan; bahan baku yang sudah tersedia di alam; bahan baku buatan yang menggunakan konsumsi energi fosil yang lebih kecil; dan hasil produk yang tidak merugikan lingkungan maupun manusia dan makhluk hidup lainnya.
Contohnya menggunakan campuran abu terbang (sebagai bahan buangan dari pembakaran batu bara); busa oksigen (dari protein foaming agent); Dan tidak menggunakan bahan bakar fosil (minyak/ batu bara) untuk mempercepat pengerasan, melainkan menggunakan sinar panas pemberian gratis dari Tuhan Allah kita, sehingga kita turut menjaga lingkungan hidup umat manusia.
2. Perusak Lingkungan artinya menggunakan bahan baku yang dapat merugikan lingkungan atau manusia atau kesehatan atau merugikan kelangsungan hidup umat manusia. Contohnya membuat batu bata merah dengan bahan baku tanah Pertanian Produktif (tanah humus yang subur), sehingga akan merusak kelangsungan pertanian dan program agraria umat manusia. Atau menggunakan bahan baku yang dapat merusak kesehatan manusia. Atau menggunakan energi fosil (minyak/ batu bara dllnya) untuk mempercepat pengeringan atau pengerasan beton ringan).
0 Response to "Bata ringan (beton ringan)"
Posting Komentar